Jakarta, AIpusatID – Raksasa perbankan asal Amerika Serikat, JPMorgan Chase & Co., dilaporkan tengah bersiap melakukan ekspansi besar-besaran ke sektor pinjaman berbasis aset kripto. Langkah ini menandai perubahan signifikan dari sikap hati-hati mereka terhadap industri digital tersebut.
Mengutip laporan Coindesk, Rabu (23/7), JPMorgan tengah mempertimbangkan skema pinjaman yang menggunakan aset kripto seperti bitcoin dan ether sebagai jaminan. Hal ini sejalan dengan semakin terbukanya regulasi aset digital di Negeri Paman Sam.
Baca juga: Waspada! Investasi Kripto Bodong Menyebar Lewat Medsos, OJK Jangan Terjebak Janji Manis
Baca juga: Usai Diretas, Nobitex Mulai Pulihkan Layanan Kripto Secara Bertahap
Meski selama ini dikenal konservatif dalam menyikapi dunia kripto, JPMorgan sebenarnya sudah lebih dulu membuka pintu pinjaman dengan jaminan produk investasi seperti exchange-traded funds (ETF). Kini, mereka tampaknya siap melangkah lebih jauh dengan mengakomodasi aset digital sebagai agunan langsung.
CEO JPMorgan, Jamie Dimon, selama ini dikenal sebagai sosok yang cukup skeptis terhadap bitcoin dan sejenisnya. Namun, dalam pernyataannya pekan lalu, Dimon mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menjajaki peluang untuk lebih aktif di sektor stablecoin. Walau begitu, ia tetap mempertanyakan keunggulan nyata stablecoin dibandingkan sistem pembayaran tradisional.
Baca juga: Upbit Indonesia: Semester Kedua 2025 Jadi Penentu Arah Industri Kripto Global
Masuknya JPMorgan ke arena ini menjadi sinyal kuat bahwa bank-bank besar dunia mulai melirik potensi besar industri kripto. Permintaan dari investor institusi dan ritel terhadap layanan keuangan berbasis aset digital yang terus meningkat menjadi salah satu pendorong utama langkah ini.
Dengan manuver strategis ini, JPMorgan menambah daftar lembaga keuangan papan atas yang siap mengintegrasikan teknologi blockchain dan aset kripto ke dalam produk perbankan mereka. Dunia perbankan tampaknya tak lagi bisa mengabaikan geliat ekosistem kripto yang kian tak terbendung.
