Cara Cerdas Menabung Meski Gaji Pas-pasan di Tengah Tekanan Ekonomi

Cara Cerdas Menabung Meski Gaji Pas-pasan di Tengah Tekanan Ekonomi

JAKARTA Ketidakpastian ekonomi global dan tekanan biaya hidup yang semakin tinggi membuat banyak masyarakat Indonesia merasa sulit menyisihkan uang untuk ditabung. Terutama bagi mereka yang berpenghasilan terbatas atau hidup dengan gaji pas-pasan, menabung seringkali dianggap mustahil. Namun, sebenarnya ada berbagai strategi cerdas yang bisa diterapkan agar tetap bisa menabung meski dalam kondisi finansial yang terbatas.

Gaji Terbatas, Tantangan Nyata bagi Banyak Orang

Dalam situasi ekonomi saat ini, banyak masyarakat dihadapkan pada kenyataan bahwa pengeluaran sering kali lebih besar dari pendapatan. Harga bahan pokok yang naik, biaya transportasi yang meningkat, serta kebutuhan tak terduga membuat manajemen keuangan menjadi tantangan besar, apalagi bagi mereka yang hanya memiliki pendapatan pas-pasan.

Namun demikian, bukan berarti menabung adalah hal yang mustahil. Dengan perencanaan yang tepat dan disiplin dalam mengelola pengeluaran, siapa pun tetap bisa memiliki tabungan, sekecil apa pun nominalnya.

Baca juga: Berapa Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini?

1. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

Langkah pertama yang paling penting adalah memisahkan kebutuhan dari keinginan. Kebutuhan seperti makan, tempat tinggal, listrik, air, dan transportasi adalah prioritas utama. Sedangkan keinginan seperti makan di luar, langganan hiburan digital, atau membeli barang-barang konsumtif sebaiknya ditahan terlebih dahulu.

Cobalah menerapkan metode budgeting 50/30/20:

  • 50% untuk kebutuhan pokok
  • 30% untuk keinginan
  • 20% untuk tabungan dan investasi

Jika gaji sangat terbatas, proporsi bisa disesuaikan, misalnya 70/20/10, yang penting tetap ada alokasi untuk menabung.

2. Gunakan Metode Menabung Otomatis

Salah satu cara paling efektif untuk menabung adalah dengan mengatur autodebet dari rekening utama ke rekening tabungan. Cara ini membantu agar dana langsung dialihkan ke tabungan sebelum sempat digunakan.

Rekening tabungan sebaiknya dipisah dari rekening harian, dan usahakan tidak memiliki kartu ATM agar tidak tergoda mengambil uang.

Baca juga: 5 Aplikasi Saham Online Terbaik untuk Pemula: Cocok untuk Milenial yang Ingin Mulai Berinvestasi

3. Catat dan Evaluasi Pengeluaran Harian

Banyak orang tidak menyadari bahwa pengeluaran kecil yang sering terjadi justru menjadi “kebocoran” terbesar dalam keuangan. Misalnya, membeli kopi setiap hari, jajan online, atau langganan streaming yang tidak digunakan.

Gunakan aplikasi pencatat keuangan seperti Money Lover, Spendee, atau DompetKu, atau cukup dengan buku tulis biasa. Evaluasi setiap minggu untuk melihat pos mana yang bisa ditekan.

4. Manfaatkan Program Diskon dan Cashback

Berhemat tidak selalu berarti menyiksa. Saat harus berbelanja kebutuhan, manfaatkan promo, diskon, atau cashback dari e-wallet dan marketplace. Ini bisa membantu mengurangi pengeluaran, dan selisih uangnya bisa langsung dialihkan ke tabungan.

Namun, penting untuk tetap bijak—jangan sampai karena tergiur diskon, malah belanja barang yang tidak dibutuhkan.

5. Mulai Menabung dari Nominal Kecil Tapi Konsisten

Tidak perlu langsung menabung dalam jumlah besar. Mulailah dari yang kecil, misalnya Rp10.000 per hari atau Rp50.000 per minggu. Jika konsisten, dalam setahun bisa terkumpul lebih dari Rp2 juta.

Gunakan metode menabung terbalik atau tantangan 52 minggu yang secara bertahap meningkatkan jumlah tabungan mingguan. Cara ini cocok untuk melatih disiplin dan motivasi.

6. Manfaatkan Celengan Digital dan Investasi Mikro

Kini banyak aplikasi dompet digital seperti GoPay, OVO, DANA, dan Jenius yang memiliki fitur menabung otomatis atau “Save It”. Bahkan, aplikasi seperti Ajaib dan Bibit memungkinkan investasi mulai dari Rp10.000.

Bagi yang punya tujuan jangka panjang, menyimpan uang dalam bentuk reksa dana pasar uang bisa menjadi opsi karena risikonya rendah dan lebih menguntungkan dibanding tabungan biasa.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Emiten dan Profit Emiten: Fondasi Penting dalam Dunia Pasar Modal

7. Cari Penghasilan Tambahan Sesuai Kemampuan

Jika pengeluaran sudah ditekan dan masih belum bisa menabung, mungkin saatnya mencari sumber penghasilan tambahan. Tidak harus pekerjaan tetap—bisa berupa freelance, jualan online, dropship, menjadi reseller, atau memanfaatkan keahlian pribadi seperti desain, menulis, atau mengajar les privat.

Pendapatan tambahan ini bisa sepenuhnya dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

8. Tetapkan Tujuan Menabung yang Jelas

Menabung tanpa tujuan sering membuat kita kehilangan motivasi. Maka dari itu, tentukan target tabungan, seperti:

  • Dana darurat (minimal 3 bulan pengeluaran)
  • Uang muka rumah
  • Dana pendidikan anak
  • Modal usaha kecil
  • Liburan tahunan

Dengan tujuan yang jelas, kita akan lebih termotivasi untuk menahan pengeluaran yang tidak penting.

Baca juga: Upbit Indonesia: Semester Kedua 2025 Jadi Penentu Arah Industri Kripto Global

Menabung Itu Soal Kebiasaan, Bukan Besaran

Pada akhirnya, menabung bukan soal seberapa besar penghasilan, tapi seberapa kuat kemauan untuk konsisten. Bahkan gaji kecil pun tetap bisa menyisakan sebagian untuk masa depan.

Ingatlah: menabung adalah bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian. Saat kondisi ekonomi sulit, mereka yang memiliki tabungan akan lebih tenang dan siap menghadapi berbagai situasi darurat.

Tidak perlu menunggu gaji besar untuk mulai menabung. Mulailah dari yang kecil, dan mulailah sekarang.